ABOUT ME

Kamis, 21 September 2017

TUGAS SKJ

NAMA : FEBRI RIZKY ROMADHON

NIM : 2014-31-084

TEMA : 

"PENGARUH BANYAK NYA USER TERHADAP 
KINERJA JARINGAN PADA PENGGUNAAN ROUTER MIKROTIK"

KELAS : B

MATKUL : SISTEM KINERJA JARINGAN

SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

JURNAL 6

JURNAL INTERNATIONAL :

International Journal of Innovative Research in Computer
and Communication Engineering

(An ISO 3297: 2007 Certified Organization)
Vol. 4, Issue 2, February 2016

Mikrotik Router Configuration using IPv6
Protap Mollick1, Saikat Biswas2, Amitabh Halder3, Md.Rezwan Salmani4
BSc, Dept. of CSE, American International University, Bangladesh
BSc, Dept. of CSE, Bangladesh University of Engineering and Technology, Bangladesh
MSc, Dept. of CSE, Jahangirnagar University, Bangladesh
BSc, Dept. of EEE, American International University, Bangladesh

ABSTRACT: The Internet is a computer network that millions of people use every day. Understand the design strategies used to solve computer networking problems while you learn Network works. Computer networking has changed the life style of world. People can work from home while they keep an eye on their children. Companies can con- duct video conferences and share software. Information on just about any conceivable subject is available at the click of a mouse. For this project a new typeof hardware complier is created. This hardware complier will simple topology for physically design a suitable network in- tended for specific communication. With this new technology,itis possible to design any thingfromasmall network to amore complex network.

KEYWORDS: Mikrotik, Router Board, VPN, Router OS, FTP.
LANJUTAN COPAS LINK DIBAWAH INI :

https://drive.google.com/file/d/0B9VOoxTWoT2HejVtVFI1Nml2dms/view?usp=sharing

JURNAL 5

 JURNAL INTERNASIONAL  :
International Journal of Computing and Informatics (IJCANDI) ISSN: 2502-2334
Vol 1, No 1, February 2016, pp. 1-8 1

Implementation of Bandwidth Management Authentication

Aulia Rahmana,1, Haviluddinb,2
a ICT Researcher, Universitas Mulawarman, East Kalimantan - Indonesia
b Faculty of Computer Science and Information Technology, Universitas Mulawarman, East Kalimantan - Indonesia
1 auliarahman@ict.unmul.ac.id; 2 haviluddin@unmul.ac.id
Website: http://ijcandi.org E : haviluddin.ijcandi@gmail.com


An internet traffic service mechanism includes monitoring and network security is indispensable. The main purpose of network monitoring is bandwidth optimizing and maintaining network security. This paper has described and implemented Remote Authentication Dial-In User Service (RADIUS) protocol and Authentication, Authorization and Accounting (AAA) server integrated with Mikrotik. The purpose of this article deal with the implementation of bandwidth management, which includes LAN (Local Area Network) and Wi-Fi (Wireless Fidelity) in Universitas Mulawarman. Based on experiment, the system is simple and easy to be used that controls and allocates bandwidth to users (lecturers, staff, and students) as they authenticate with LAN and Wi-Fi. Furthermore, network security perspective shows that users who are not registered to use the internet at the Universitas Mulawarman could be maintained as well.

2016 International Journal of Computing and Informatics (IJCANDI).
All rights reserved.

COPAS LINK :
https://drive.google.com/file/d/0B9VOoxTWoT2HdEhkZVpBZm9nY1U/view?usp=sharing

JURNAL 4


Jurnal & Penelitian Teknik Informatika                                 Volume 1 Nomor 1, Oktober 2016


Analisis Pemanfaatan Bandwith Pada Off-Time 
Kantor Menggunakan Mikrotik
Dan Radius Server

Niskarto Zendrato
STMIK Neumann
Jl. Jamin Ginting Km. 10,5, Medan – 0618369305
niskarto@gmail.com

 Internet sebagai salah satu teknologi informasi berkembang sangat pesat dapat menyediakan data dan informasi dengan luas, lengkap, dan up-to-date. Pengguna dapat mendownload dan mengupload data seperti file aplikasi, multimedia dan teks melalui jaringan Internet. Tetapi untuk ketersediaan Internet masih kurang kesetaraan akses karena kurangnya ketersediaan infrastruktur yang memadai, oleh sebab itu penulis membuat pemanfaatan bandwidth yang dapat memuwujudkan pemerataan Internet
meskipun masih pada skala kecil. Penulis menggunakan bandwidth dari PT. Deltauli Utama Teknikarya yang dimana bandwidthnya pada saat waktu off-time kantor tidak terpakai, yang dimana kantor selalu membayar penuh untuk koneksi Internet walaupun pada waktu off-time. Pada saat off-time banyak bandwidth yang tersedia, sehingga penulis mencoba memanfaatkan bandwith tersebut pada waktu off-time kantor untuk digunakan masyarakat dengan menggunakan link koneksi radio dan menggunakan server radius sebagai manajemen pengguna serta serta sms server untuk mengirim user dan password kepada user yang ingin menikmati koneksi internet gratis.

Berikut ini aadalah beberapa kesimpulan yang didapat
setelah dilakukan penelitian :
1. Dari aspek kecepatan jika user yang memakai sedikit maka lebih cepat dengan menggunakan topologi tanpa memakai manajemen
2. Jika user yang memakai banyak, maka lebih optimal menggunakan topologi jaringan dengan manajemen supaya pemanfaatan bandwidth lebih merata dan setiap user dapat dimonitoring
3. Jangkauan sinyal yang dapat dijangkau langsung melalui gadget +/- 1 Km
4. Untuk menjangkau sinyal yanglebih jauh lagi dapat menggunakan antena tambahan, seperti antena wajan bolic.

SELENGKAPNYA COPAS DI LINK INI :

https://drive.google.com/file/d/0B9VOoxTWoT2Ha3RKbjVmZW15Vkk/view?usp=sharing

JURNAL 3

Performance Test of Openflow Agent on Openflow Software-Based Mikrotik RB750 Switch

 A network is usually developed by several devices such as router, switch etc. Every device forwards data package manipulation with complicated protocol planted in its hardware. An operator is responsible for running configuration either to manage rules or application applied in the network. Human error may occur when device configuration run manually by operator. Some famous vendors, one of them is MikroTik, has also been implementing this OpenFlow on its operation. It provides the implementation of SDN/OpenFlow architecture with affordable cost. The second phase research result showed that switch OF software-based MikroTik resulted higher latency value than both mininet and switch OF software-based OpenWRT. The average gap value of switch OF software-based MikroTik is 2012 kbps lower than the value of switch OF software-based OpenWRT. The average
gap value of throughput bandwidth protocol UDP switch OF software-based MikroTik is 3.6176 kBps lower than switch OF software-based OpenWRT and it is 8.68 kBps lower than mininet. The average gap throughput jitter protokol UDP of switch OF software-based MiktoTik is 0.0103ms lower than switch OF software-based OpenWRT and 0.0093ms lower than mininet.
Link Download Jurnal 7987-17657-1-PB

JURNAL 2

JURNAL 2 SELENGKAPNYA DI BAWAH INI :
COPAS LINK :

https://drive.google.com/file/d/0B9VOoxTWoT2HejVtVFI1Nml2dms/view?usp=sharing



Vol. 4 No. 2 Oktober 2016                     Jurnal TEKNOIF                                     ISSN: 2338-2724

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA FITUR MIKROTIK CAPSMAN DENGAN KONFIGURASI TUNNEL DAN TANPA MENGGUNAKAN TUNNEL PADA ROUTER MIKROTIK RB951-2N

Indra Warman, S.Kom., M.Kom*, Nofrizal**
*Dosen Jurusan Teknik Informatika
**Mahasiswa Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Padang

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ABSTRACT
CAPsMAN is one of the latest features of the Mikrotik Router, which is used to control many Access Point centrally. If a company / agency / agencies have dozens or hundreds of Access Point, then configure the IP address, gateway, DNS, frequency, channel, and SSID will be difficult to set up, because the configuration must be done on each Access Point. Therefore it takes a technique that can control the Access Point centrally, this technique is called with CAPsMAN. By using CAPsMAN, then control tens or hundreds Access Point will be much easier, because the wireless configuratio can be performed on CAPsMAN MikroTik Router. CAPsMAN MikroTik Router technology in the implementation of security can not stand alone, thus requiring additional technology within the security of data packets being passed to a wireless hotspot network. One additional appropriate technology solutions in the security of the data packets on the network is a wireless Access Point Tunnel technology.

Aim of this research to determine the comparative performance testing related features CAPsMAN Mikrotik download configuration data without using the tunnel and the tunnel on Router Mikrotik RB951-2N. In EoIP tunnel there is additional data packet header of 42 bytes of each packet of data that is passed. In this case it can be concluded that the speed of data packets being passed to a wireless network without the tunnel faster than using the tunnel. While the download test data is extracted two kinds of samples of data, that is data ISO and RAR with an average difference of 3 minutes 6 seconds with a capacity of 61.66 Kbps bandwidth.

Keywords : CAPsMAN, MikroTik, Tunnel, EoIP, RB951-2N, Bandwidth, Access Point.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



PENDAHULUAN

CAPsMAN merupakan salah satu fitur terbaru dari Router MikroTik yang digunakan untuk mengontrol Access Point secara terpusat. Apa bila sebuah perusahaan/lembaga/institusi memiliki jaringan puluhan atau ratusan Access Point, maka perkerjaan konfigurasi, IP Address, gateway, DNS, channel, frequency dan SSID akan menjadi sulit untuk diatur, dikarenakan konfigurasi tersebut harus dilakukan pada setiap Access Point. Oleh karena itu dibutuhkanlah suatu teknik yang dapat mengontrol Access Point secara terpusat, teknik ini disebut dengan CAPsMAN. Dengan menggunakan CAPsMAN, maka pengendalian puluhan atau ratusan Access Point akan jauh lebih mudah karena konfigurasi-konfigurasi wireless dapat dilakukan pada Router MikroTik CAPsMAN, dan konfigurasi tersebut akan disebar pada Access Point yang dimiliki.
Teknologi Router MikroTik CAPsMAN.

Dari uraian diatas, maka penelitian ini mengambil topik “Analisa Perbandingan Kinerja Fitur MikroTik CAPsMAN Dengan Konfigurasi Tunnel dan Tanpa Menggunakan Tunnel Pada Router MikroTik RB951-2N”.

Beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Konsep Tunneling
Tunneling merupakan sebuah motode penyelubungan atau encapsulation paket data dijaringan. Sebelum dikirim, paket data mengalami sedikit pengubahan atau modifikasi, yaitu penambahan header pada tunnel. Ketika data sudah melewati tunnel dan sampai ditujuan, maka header dari paket data akan dikembalikan seperti semula (header tunnel dilepas).

Jenis-Jenis Protokol Tunneling
Point-To-Point Tunnelling Protocol (PPTP), Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP), Ethernet over IP (EoIP), IP-in-IP (IPIP).


  • Bandwidth Bandwidth adalah banyaknya ukuran suatu data atau informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ketempat lain dalam sebuah jaringan diwaktu tertentu.
  • Router Mikrotik adalah sistem operasi independen berbasis Linux khusus untuk komputer yang difungsikan sebagai router.
Jenis-Jenis Router MikroTik
Router Mikrotik terbagi menjadi dua jenis yaitu Mikrotik RouterOS dan Router Mikrotik RouterBoard. Adapun penjelasan untuk kedua jenis Router tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mikrotik RouterOS
Sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer menjadi Router network yang mempunyai berbagai fitur dalam teknologi jaringan

2. Mikrotik RouterBoard
Seuatu hardware yang dapat menjalankan Router network tanpa perlu di install ke sebuah komputer, karena Router Mikrotik ini telah didesain untuk menjalankan RouterOS sehingga dapat menjadi Router yang handal untuk pengguna.

CAPsMAN
Controller Access Point system Manager (CAPsMAN) merupakan suatu fitur Access Point Controller, yang memungkinkan dilakukan kontrol monitoring maupun konfigurasi terhadap beberapa Access Point secara bersamaan.

CAPs
Ceiling Access Point Series (CAPs) merupakan singkatan dari Ceiling Access Point. Kata Ceiling berarti langit-langit atau plafon dalam Bahasa Indonesia. Sehingga Router Mikrotik CAPs atau Ceiling Access Point Series merupakan Router Mikrotik yang ditunjukkan untuk implementasi jaringan Wi-Fi indoor (dalam ruangan).

Perbedaan CAPsMAN dan CAPs
Router Mikrotik yang akan menjadi pengendali Access Point disebut sebagai Controller Access Point System Manager (CAPsMAN). Adapun Access Point yang akan dikendalikan disebut Controlled Access Point atau CAP. Berdasarkan penjelasan diatas disimpulakan CAPsMAN adalah pengendali (Controller) Access Point, sedangkan CAP adalah Access Point yang dikendalikan oleh CAPsMAN.

Cara Kerja MikroTik CAPsMAN
Agar sistem teknologi MikroTik CAPsMAN ini berfungsi, perangkat yang menjadi CAP harus membentuk koneksi manager ke perangkat yang menjadi CAPsMAN. Komunikasi antara CAPsMAN dan CAP bisa dibentuk dengan dua metode :

1. Menggunakan MAC
Komunikasi bisa terbentuk apabila CAP dan CAPsMAN masih berada dalam segmen layer dua yang sama (baik fisik ataupun layer dua tunnel).

2. Menggunakan IP (Protocol UDP)
Komunikasi ini digunakan apabila antara CAP dan CAPsMAN sudah berbeda segmen Layer dua (melewati router lain). Dengan menggunakan metode ini, maka antara CAP dan CAPsMAN tidak perlu berada dalam sebuah network yang sama, bahkan bisa berbeda lokasi geografis.


METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menganalisa perbandingan kinerja fitur Mikrotik CAPsMAN dengan konfigurasi Tunnel dan tanpa menggunakan Tunnel pada Router Mikrotik RB951-2N. Dimana penelitian ini akan membandingkan dua metode yaitu kinerja fitur MikroTik CAPsMAN dengan konfigurasi Tunnel dan tanpa menggunakan Tunnel.

Alat dan Bahan
Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk melancarkan penelitian ini adalah : Komputer Server, Memori 2 GB (minimal 1 GB), Hard Disk 500 GB (Seagate), Tiga buah Router Mikrotik RB951-2N, Satu buah Router Mikrotik Wireless Outdoor RB411AR, LAN Card, Kabel UTP, konektor RG45 dan peralatan jaringan lainnya.

Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak (software) yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Sistem Operasi Windows 7 64 bit, Winbox, Bandwidth Meter, Microsoft Office Word 2007, Mikrosoft Office Visio 2007, Aplikasi XAMPP versi 7.1, mozilla Firefox atau google chrome untuk konfigurasi melalui webconfig.

Desain Dan Perancangan
Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem atau user mengenai gambaran tentang rancangan sistem yang ada dan simulasi sistem yang akan dibuat. Untuk menggambarkan alur kerja sistem secara menyeluruh dapat diimplementasikan melalui topologi jaringan.

Topologi Implementasi Penelitian
Adapun gambaran topologi implementasi analisa perbandingan kinerja fitur Mikrotik CAPsMAN dengan konfigurasi Tunnel dan tanpa menggunakan Tunnel dapat disimulasikan seperti Gambar 1.
Gambar 1. Topologi Implementasi CAPsMAN Tanpa Tunnel (i), Topologi CAPsMAN Menggunakan


PEMBAHASAN
Metode Pengujian
Dalam Analisa Perbandingan Kinerja Fitur Mikrotik CAPsMAN Dengan Konfigurasi Tunnel dan Tanpa Menggunakan Tunnel, terhadap kecepatan download data, dan rata-rata banwidth yang dibutuhkan disaat men-download. Semua format data bisa dijadikan sampel pengujian, untuk melihat perbandingan waktu, dan rata-rata bandwidth lebih jelas maka digunakan dua sampel data, berformat ISO dan RAR dengan ukuran data 100MB sampai 900MB. Pengujian dilakukan secara bertahap mulai dari 100MB sampai 900MB. Saat melakukan download sebuah data, maka aplikasi bandwidth meter akan langsung mencatat waktu awal hingga waktu akhir yang dibutuhkan disaat melakukan download data. Untuk menentukan berapa rata-rata bandwidth yang dibutuhkan disaat men-download sebuah data dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut :

Hasil Pengujian
Setelah pengujian dilakukan terhadap masing-masing objek penelitian, dan melakukan pengolahan sampel response time menggunakan metode statistic deskriptif, maka didapatkan variable perbandingan kinerja fitur Mikrotik CAPsMAN menggunakan tunnel dan tanpa tunnel. Variable perbandingan yang dimaksud adalah kecepatan waktu download sebuah data, dan rata-rata bandwidth yang dibutuhkan disaat men-download. Dari pengujian didapatkan keluaran berupa tabel dan grafik yang dapat menggambarkan data secara visual.

Pengujian Kecepatan Download Data ISO Tanpa Tunnel
Berdasarkan pengujian download data terhadap data ISO tanpa tunnel, maka didapatkan hasil yang dibuat dalam bentuk tabel, tabel ini akan memberikan informasi terhadap lama waktu yang dibutuhkan saat melakukan pengujian terhadap banyaknya sampel data ISO yang di download, yang ditunjukan pada tabel 1.



Untuk dapat melihat lebih jelas perubahan yang terjadi pada hasil pengujian data ISO tanpa Tunnel berdasarkan tingkat ukuran data yang dijadikan sampel terhadap waktu download, maka dapat dibuat suatu grafik yang menggambarkan hasil pengujian.

Pengujian Kecepatan Download Data ISO Menggunakan Tunnel
Berdasarkan pengujian download data terhadap data ISO menggunakan tunnel, maka di dapatkan hasil yang dibuat dalam bentuk tabel. Tabel ini akan memberikan informasi terhadap lama waktu yang dibutuhkan saat melakukan pengujian terhadap banyaknya sampel data ISO yang di download, yang ditunjukan pada tabel 2.
Tabel 2 Pengujian Download Data ISO Menggunakan Tunnel

Untuk dapat melihat lebih jelas perubahan yang terjadi pada hasil pengujian data ISO menggunakan Tunnel berdasarkan tingkat ukuran data yang dijadikan sampel terhadap pengujian waktu download, maka dapat dibuat suatu grafik yang menggambarkan hasil pengujian.


Analisa Paket Data Menggunakan Tunnel Dan Tanpa Tunnel

          Dalam analisa perbandingan kinerja fitur Mikrotik CAPsMAN dengan konfigurasi tunnel dan tanpa tunnel pada Router Mikrotik, dalam melakukan download data terhadap pengujian kecepatan download data, paket data yang dilewatkan pada jalur tanpa tunnel lebih cepat dari pada menggunakan tunnel karena disaat melakukan pengiriman paket data tidak terjadi pemeriksaan dan penambahan paket data header terhadap data yang dikirim. 
Pada saat melakukan pengiriman paket data pada jalur tunnel terjadi pemeriksaan dan penambahan paket data header disetiap protokol yang dilewatinya. 
Pada EoIP tunnel terjadi penambahan paket data header paling tidak 42 byte diprotokol yang dilewatinya (8byte GRE + 14 byte Ethernet + 20 byte IP), dimana dimasing-masing protokol tersebut terjadi pemeriksaan dan penambahan paket data header, sehingga menyebabkan pengiriman paket data pada jalur EoIP tunnel lebih lambat, dikarenakan terjadi pemeriksaan dan penambahan paket data header pada masing-masing protokol yang dilewatinya. Dalam melakukan pengujian download data di ambil dua jenis sampel data, yaitu data ISO dan RAR dengan ukuran data 100MB sampai dengan 900MB dengan rata-rata selisih waktu 3 menit 6 detik (perbandingan kecepatan download data), dengan rata-rata bandwidth 61,66 Kbps.

Analisa Gangguan Antara CAPsMAN dengan CAP

Dalam melakukan analisa ganguan CAPsMAN terhadap CAP, meliputi sambungan daya listrik terputus dan CAP hang, sehingga menyebabkan koneksi antara CAPsMAN, CAP dan Client terputus. Apabila sambungan daya listrik aktif (stabil) kembali maka CAPsMAN akan langsung mengontrol CAP, yaitu dengan memberikan layanan yang dibutuhkan oleh CAP. Disaat yang bersamaan status client juga langsung aktif dan meminta layanan kepada CAP. Namun, CAP tidak memiliki informasi layanan yang diminta oleh client, sehingga CAP mengirim informasi layanan tersebut ke CAPsMAN. Pada CAPsMAN informasi layanan tersebut diterima dan diproses kemudian langsung di kirim ke CAP, dan CAP akan memberikan informasi layanan tersebut ke pada client.

PENUTUP
1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap Perbandingan Kinerja Fitur Mikrotik CAPsMAN dengan Konfigurasi Tunnel dan Tanpa Menggunakan Tunnel Pada Router Mikrotik, maka dapat disimpulkan bahwa paket data yang dilewatkan pada jaringan wireless tanpa menggunakan tunnel lebih cepat dari pada menggunakan tunnel,

karena paket data yang dilewatkan pada jalur ini tidak terjadi pemerikasaan dan penambahan paket data header terhadap data yang dikirim. Sementara pada saat melakukan pengiriman paket pada jalur tunnel terjadi pemeriksaan dan penambahan paket data header disetiap protokol yang dilewatinya. Dalam melakukan pengujian download data di ambil dua jenis sampel data, yaitu data ISO dan RAR dengan rata-rata selisih waktu 3 menit 6 detik dengan rata-rata bandwidth 61,66 Kbps.

2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan untuk menambah pembahasan indikator QOS (Quality Of Service), terhadap Perbandingan Kinerja Fitur Mikrotik CAPsMAN dengan Konfigurasi Tunnel dan Tanpa Tunnel pada Router Mikrotik. Indikator yang dimaksud yaitu Jitter, Throughput, Packet Loss, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Budi, Sutedjo Dharma Oetomo. 2003. Konsep dan Perancangan Jaringan Komputer. Yogyakarta : Andi.

Cholil, Widya. 2013. Analisa Kinerja Wireless
Radius Server Pada Perangkat Access Point 802.11g (Studi Kasus di Universitas Bina Darma). Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan 2013. (SEMANTIK 2013) ISBN: 979-26-0266-6.

Heriadi, Dodi. 2005. Jaringan Wi-Fi, Teori dan Implementasi. Yogyakarta : Andi.
Ikhsan. 2014. Penentuan Titik Pemasangan Akses Point Pada Gedung Dengan Memanfaatkan Aaplikasi Wireless Wizard Dalam Mendukung Aktivitas Dan Kinerja Jaringan Internet (Studi Kasus STMIK-AMIK Jayanusa Padang). Jurnal Teknoif Vol. 2 No. 2 ISSN : 2338-2724.

Putu Agus Eka Pratama, I 2014. Handbook Jaringan Komputer. Bandung : Informatika.
Iwan, Sofana. 2014. Cisco CCNA dan Jaringan Komputer. Bandung : Informatika.

Moch. Linto Herlambang. 2008. Panduan Lengkap Menguasai Router Masa Depan Menggunakan MikroTik RouterOS. Yogyakarta : Andi.

Susanti, Fitri . 2011. Implementasi Penggunaan Point-to-Point Tunneling Protocol (PPTP) dengan Radius untuk Pengembangan Jaringan di PT Usadi Sistemindo Intermatika Bekasi. Jurnal Politeknik Telkom Bandung Program Studi Teknik Komputer.

Tanenbaun and Wetherall. 2010. Compter Network. Fifth Edition.
Thomas, Tom. 2004. Practical TCP/IP Mendesain, Menggunakan, dan Troubleshooting Jaringan. Yogyakarta : Andi.

Thomas, Tom. 2005. Network Security First-step. Yogyakarta : Andi
Towidjojo, Rendra. 2015. Router MikroTik Implementasi Wireless LAN Indoor. Jasakom.Com.
Yugianto, Gin-Gin. 2012. Router Teknologi, Konsep, Konfigurasi dan Troubleshototing. Bandung : Informatika.

JURNAL 1

ANALISA DAN PENGEMBANGAN JARINGAN WIRELESS BERBASIS MIKROTIK ROUTER OS V.5.20 DI SEKOLAH DASAR NEGERI 24 PALU

NAMA :FEBRI RIZKY ROMADHON
NIM  :201431084
KELAS : SKJ KELAS B

Saat ini banyak orang menggunakan internet dalam pekerjaan dengan berbagai aplikasi, media, dan cara-cara mudah dalam mengakses internet. Salah satunya yaitu hotspot yang pemakaiannya mudah dan lebih murah dibandingkan akses internet berlangganan pada ISP paket perorangan. SDN 24 Palu juga memiliki jaringan hotspot dari provider Telkom Speedy dengan kapasitas bandwidth 512 kbps. Dengan kapasitas ini seharusnya tidak terjadi permasalahan jika hanya untuk mengakses internet seperti mencari informasi dan chating. Namun muncul masalah lambatnya koneksi jika banyak klien menggunakannya secara bersamaan. Selain itu, dalam jaringan ada situs-situs dengan konten yang tidak baik bagi perkembangan moral dan etika siswa sehingga sangat dibutuhkan suatu sistem keamanan jaringan. Karena itu penelitian ini akan mengembangkan jaringan wireless pada SDN 24 Palu memanfaatkan PC sebagai router dengan sistem operasi mikrotik router OS v.5.20 sehingga jaringan yang ada dapat digunakan dengan aman dan sesuai kebutuhan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan rekayasa perangkat lunak. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Dengan metode Network Development Live Cycle, penelitian ini mengkaji pengembangan jaringan wireless yang memanfaatkan PC router dengan mikrotik router OS v.5.20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan wireless dengan mikrotik router OS v.5.20 pada PC router untuk mengkonfigurasikan management bandwidth, web filtering dan user management dapat mengamankan dan mengoptimalkan fungsi jaringan wireless yang ada. Untuk itu, perlu dilakukan penambahan kapasitas bandwith dan meningkatkan keamanan jaringan dari serangan seperti hacking hotspot.

Selasa, 11 April 2017

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELAS : F


MAKALAH KOMPONEN ARSITEKTUR DSS





NAMA : FEBRI RIZKY ROMADHON

NIM : 2014-31-084

KELAS : F

DOSEN : HENGKI SIKUMBANG,S.E.MMSI




S1 T.INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

JAKARTA

2017







DSS

        Sistem informasi yang digunakan untuk menyediakan informasi bagi para pemakai di suatu 
 organisasi dapat dibedakan menurut dukungan terhadap berbagai level manajemen maupun 
 area fungsional (departemen). Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan 
  manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS.

 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem 
 yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian 
 untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk 
 membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, 
 dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).

 SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta 

 mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan 
 dengan lebih baik.




1.PENDAHULUAN

         Sistem informasi yang digunakan untuk menyediakan informasi bagi para pemakai 
 di suatu organisasi dapat dibedakan menurut dukungan terhadap berbagai level manajemen 
 maupun area fungsional (departemen). Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular 
 di kalangan manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS. 
 DSS (Decision Support System) merupakan jenis sistem informasi yang diklasifikasikan 
 menurut dukungan terhadap level manajemen.
       DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen 
 dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan 
 DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang 
 (tools) bagi mereka. Jadi fungsinya adalah untuk membantu mengambil keputusan dengan 
 menyediakan informasi, model, atau perangkat untuk menganalisa informasi. Sistem 
 inilah yang mendukung keputusan semiterstruktur dan tak terstruktur.
       DSS ( Decision Support System ) atau biasa disebut Sistem Pengambilan Keputusan (SPK), 
 pada awalnya mempunyai defini: suatu sistem yg menyediakan sarana bagi para manajer 
 untuk mengembangkan informasi sesuai dengan keputusan yg akan dibuat. Tujuannya adalah 
 untuk menunjang keputusan-keputusan yang relatif tidak terstruktur (unstructured). Agar 
 berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus:
(1)   sederhana
(2)   robust
(3)   mudah untuk dikontrol
(4)   mudah beradaptasi
(5)   lengkap pada hal-hal penting
(6)   mudah berkomunikasi dengannya.

     Secara implisit juga berarti bahwa sistem ini harus berbasis komputer dan digunakan sebagai 
 tambahan dari kemampuan penyelesaian masalah dari seseorang. Definisi lain dari DSS adalah:
1)      sistem tambahan
2)      mampu mendukung analisis data secara ad hoc dan pemodelan keputusan
3)      berorientasi pada perencanaan masa depan dan
4)      digunakan pada interval yang tak teratur atau tak terencanakan. 
Sedangkan Menurut Keen dan Scoot Morton, Sistem Pendukung Keputusan merupakan 
penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk 
memperbaiki kualitas keputusan yang berbasis komputer untuk manajemen pengambilan 
keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur.
   
Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem 
yang memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993) :
1)      Sistem yang berbasis komputer
2)      Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3)      Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan 
kalkulasi manual
4)      Melalui cara simulasi yang interaktif
5)      Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

      Karakteristik 4 dan 5 merupakan fasilitas baru yang ditawarkan oleh DSS belakangan 

  ini sesuai dengan perkembangan terakhir kemajuan perangkat komputer. Dari beberapa 
 pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa Decision Support System (DSS) bukan merupakan 
 alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu mengambil keputusan 
 dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan 
 dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. 
 Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam 
 proses pembuatan keputusan.






2. PEMBAHASAN
 DSS (Decision Support System)

 2.1. Arsitektur (komponen/subsistem)
 Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar:
 1) Database
      Database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang 
 berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Untuk keperluan DSS, 
 diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi 
 dan diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS)

 2) Model Base
    Model Base atau suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif 
 (misal: model matematika) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk 
 di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan 
 yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya.

3) Communication (dialog subsystem/user interface)
     Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem 
 yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. 
 Melalui subsistem dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna/user dapat berkomunikasi 
 dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem yang dibuat ini yaitu dengan 
 menyediakan antarmuka.
          
 Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem dialog dibagi menjadi tiga komponen :
1.      Bahasa aksi (action language), yaitu suatu perangkat lunak yang dapat digunakan oleh user 
 untuk berkomunikasi dengan sistem, yang dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti 
 keyboard, joystick dan keyfunction yang lainnya.

2.      Bahasa tampilan (display and presentation language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi 
 sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan 
 tampilan ini diantaranya adalah printer, grafik monitor, plotter, dan lain-lain.

3.      Basis pengetahuan (knowladge base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna 
 sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara interaktif.

4.      Knowledge Management, yaitu Subsistem optional ini mendukung subsistem lain atau 
 bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

 Dibawah ini adalah model konseptual Decision Support System (DSS):

 2.2Karakteristik
 Menurut Sprague dan Carlson, DSS memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993) yaitu :
1)      Sistem yang berbasis komputer
2)      Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3)      Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan 
kalkulasi manual
4)      Melalui cara simulasi yang interaktif
5)      Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.
 Karakteristik 4 dan 5 merupakan fasilitas baru yang ditawarkan oleh DSS belakangan ini sesuai 
 dengan perkembangan terakhir kemajuan perangkat komputer.
  
 Dari pengertian Sistem Pendukung Keputusan maka dapat ditentukan karakteristiknya antara lain :
1.      Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception
2.      Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses 
 pengambilan keputusan
3.      Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur 
 dan tak struktur
4.      Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan
5.      Memiliki subsistem - subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi 
 sebagai kesatuan item
6.      Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh 
 tingkatan manajemen

Berikut adalah bagan karakteristik dan kemampuan ideal suatu DSS :
a.       DSS menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan utamanya pada situasi semi-terstruktur 
 dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan manusia dan informasi terkomputerisasi.
b.      Dukungan disediakan untuk berbagai level manajerial yang berbeda, mulai dari pimpinan 
 puncak sampai dari manajer lapangan.
c.       Dukungan disediakan bagi individu dan juga group.
d.      DSS menyediakan dukungan ke berbagai keputusan yang berurutan atau saling berkait.
e.       DSS mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan: intelligence, design, choice.
f.       DSS mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan style yang berbeda-beda.
g.      DSS selalu bisa beradaptasi sepanjang masa.
h.      DSS mudah untuk digunakan.
i.        DSS mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan keputusan (akurasi, jangka 
 waktu, kualitas), lebih daripada efisiensi yang bisa diperoleh (biaya mengambil keputusan).
j.        Pengambil keputusan memiliki kontrol menyeluruh terhadap semua langkah proses 
 pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah.
k.      DSS mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah pada penyempurnaan sistem dan kebutuhan baru.
l.        User/pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana.
m.    DSS biasanya mendayagunakan berbagai model (standart atau sesuai keinginan user) 
 dalam menganalisis berbagai keputusan.
n.      DSS dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen knowledge yang bisa memberikan solusi 
 yang efisien dan efektif.

2.3 Cara kerja system
Menurut Herbert A. Simon ( Kadarsah, 2002:15-16 ),
tahap-tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan (DSS) sebagai berikut: 
1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
          Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika 
 serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam 
 rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
          Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang 
 dapat diambil. Hal tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, 
 sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam 
 meneliti masalah yang ada.

3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
          Pada tahap ini dilakukan pemilihan terhadap berbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada 
 tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria - kriteria berdasarkan tujuan 
 yang akan dicapai.

4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
          Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap 
 perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.



3. APLIKASI TERAPAN DSS (Decision Support System)

          DSS merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer, termasuk sistem 
 berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan), sehingga DSS sangat popular di kalangan 
 manajemen perusahaan. Sistem informasi sangat penting untuk mendukung proses pengambilan 
 keputusan . Dimana system informasi mempunyai tujuan untuk mendukung sebuah aplikasi 
 Decision Support System (DSS). 

Berikut adalah beberapa contoh kasus yang menggunakan DSS :
1.              DSS untuk proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir pada PT. X
Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini adalah cara pemilihan karyawan 

         yang sesuai dengan kriteria yang ada pada suatu jabatan tertentu. Oleh karena itu diperlukan 
         suatu sistem pendukung keputusan untuk proses profile matching dan analisis gap yang 
         dibuat berdasarkan data dan norma-norma SDM yang terdapat di PT. X.
          Proses Profile Matching dilakukan untuk menentukan rekomendasi karyawan dalam 
         Sistem Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir berdasar pada 3 aspek yaitu Kapasitas 
         Intelektual, Sikap Kerja dan Perilaku. Hasil dari proses ini berupa ranking karyawan 
         sebagai rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk memilih karyawan yang cocok pada 
         jabatan yang kosong tersebut. Software ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Access 2000   
         untuk database dan Borland Delphi 5 sebagai compiller-nya. 
Dari hasil implementasi sistem, disimpulkan bahwa dengan penggunaan software ini dapat membantu proses pengambilan keputusan terhadap profile matching proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir di PT. X.

2.                                            DSS berbasis spreadsheet untuk menganalisis biaya penyelenggaraan pendidikan 
          Manajemen lembaga pendidikan memerlukan alat bantu dalam perencanaan anggaran yang 
          dapat mensimulasikan pengaruh kebijakan manajemen terhadap anggaran operasional, dan 
          menghasilkan informasi keuangan untuk digunakan dalam menetapkan alternatif pemodelan 
          anggaran yang akan diterapkan.
        Sistem Pendukung Keputusan yang digunakan adalah DSS berbasis spreadsheet 
yang menggunakan kebijakan manajemen sebagai acuan untuk menentukan besaran 
komposisi anggaran operasional pendidikan dari tahun ke tahun dalam bentuk program 
Analisis Anggaran.
Manajemen dapat melakukan perubahan atas variabel-variabel kebijakan berupa 
jumlah mahasiswa, jumlah dosen, pertumbuhan kelas, pertumbuhan biaya yang 
mempengaruhi anggaran penerimaan dan pengeluaran pada menu proyeksi sehingga 
didapatkan anggaran proyeksi dari tahun ke tahun. Setiap efek perubahan atas variabel 
kebijakan akan divisualisasikan dalam bentuk grafik.



4.                              DSS untuk kelayakan proposal kredit Bank Rakyat Indonesia
        Sekarang ini karena banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke 

                Bank membuat bank tersebut harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah.
Sebagai contoh : pemberian kredit Bank Rakyat Indonesia dimana BRI memberikan 
kredit kepada debitur tetapi melalui proses yang harus dilalui. Penyaluran kredit yang 
berhasil akan membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BRI harus 
benar-benar hati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Sebelum menyalurkan kredit 
kepada seorang calon debitor, BRI harus menilai dulu kelayakan proposal kreditnya.
Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem informasi 
dirancanglah suatu Sistem Pendukung Keputusan Spesifik (Specific Decision Support 
Systems) SDSS yang dirancang dengan cara cepat (Quick Hit) dan pendekatan secara 
interaktif. Rancangan SDSS (Specific Decision Support Systems) ini menggunakan 
perangkat lunak Clipper 5.2 sebagai DSS Tools atau peralatan DSS-nya.
Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat disimpulkan bahwa aplikasi SDSS ini sangat 
membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan dalam tugasnya menilai 
kelayakan proposal kredit.







4. KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut, maka perlu adanya suatu sistem 
yang dapat membantu dalam mengukur produktivitas kerja dari departemen-departemen yang ada.

Aplikasi dari sistem tersebut adalah sebuah aplikasi DSS dengan menggunakan metode 
Analytical Hierarchy Proccess (AHP) untuk pembobotan dan Objectives Matrix (OMAX) 
untuk pengukuran produktivitas. Hasil dari aplikasi yang dibuat adalah berupa informasi 
mengenai kriteria-kriteria apa saja yang mempengaruhi kinerja hotel.



5.      PENUTUP
-          KESIMPULAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam 
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan 
dan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini 
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran 
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah 
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khusus pada penulis.

-          DAFTAR PUSTAKA