ABOUT ME

Selasa, 11 April 2017

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELAS : F


MAKALAH KOMPONEN ARSITEKTUR DSS





NAMA : FEBRI RIZKY ROMADHON

NIM : 2014-31-084

KELAS : F

DOSEN : HENGKI SIKUMBANG,S.E.MMSI




S1 T.INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

JAKARTA

2017







DSS

        Sistem informasi yang digunakan untuk menyediakan informasi bagi para pemakai di suatu 
 organisasi dapat dibedakan menurut dukungan terhadap berbagai level manajemen maupun 
 area fungsional (departemen). Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan 
  manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS.

 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem 
 yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian 
 untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk 
 membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, 
 dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).

 SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta 

 mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan 
 dengan lebih baik.




1.PENDAHULUAN

         Sistem informasi yang digunakan untuk menyediakan informasi bagi para pemakai 
 di suatu organisasi dapat dibedakan menurut dukungan terhadap berbagai level manajemen 
 maupun area fungsional (departemen). Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular 
 di kalangan manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS. 
 DSS (Decision Support System) merupakan jenis sistem informasi yang diklasifikasikan 
 menurut dukungan terhadap level manajemen.
       DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen 
 dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan 
 DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang 
 (tools) bagi mereka. Jadi fungsinya adalah untuk membantu mengambil keputusan dengan 
 menyediakan informasi, model, atau perangkat untuk menganalisa informasi. Sistem 
 inilah yang mendukung keputusan semiterstruktur dan tak terstruktur.
       DSS ( Decision Support System ) atau biasa disebut Sistem Pengambilan Keputusan (SPK), 
 pada awalnya mempunyai defini: suatu sistem yg menyediakan sarana bagi para manajer 
 untuk mengembangkan informasi sesuai dengan keputusan yg akan dibuat. Tujuannya adalah 
 untuk menunjang keputusan-keputusan yang relatif tidak terstruktur (unstructured). Agar 
 berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus:
(1)   sederhana
(2)   robust
(3)   mudah untuk dikontrol
(4)   mudah beradaptasi
(5)   lengkap pada hal-hal penting
(6)   mudah berkomunikasi dengannya.

     Secara implisit juga berarti bahwa sistem ini harus berbasis komputer dan digunakan sebagai 
 tambahan dari kemampuan penyelesaian masalah dari seseorang. Definisi lain dari DSS adalah:
1)      sistem tambahan
2)      mampu mendukung analisis data secara ad hoc dan pemodelan keputusan
3)      berorientasi pada perencanaan masa depan dan
4)      digunakan pada interval yang tak teratur atau tak terencanakan. 
Sedangkan Menurut Keen dan Scoot Morton, Sistem Pendukung Keputusan merupakan 
penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk 
memperbaiki kualitas keputusan yang berbasis komputer untuk manajemen pengambilan 
keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur.
   
Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem 
yang memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993) :
1)      Sistem yang berbasis komputer
2)      Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3)      Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan 
kalkulasi manual
4)      Melalui cara simulasi yang interaktif
5)      Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

      Karakteristik 4 dan 5 merupakan fasilitas baru yang ditawarkan oleh DSS belakangan 

  ini sesuai dengan perkembangan terakhir kemajuan perangkat komputer. Dari beberapa 
 pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa Decision Support System (DSS) bukan merupakan 
 alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu mengambil keputusan 
 dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan 
 dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. 
 Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam 
 proses pembuatan keputusan.






2. PEMBAHASAN
 DSS (Decision Support System)

 2.1. Arsitektur (komponen/subsistem)
 Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar:
 1) Database
      Database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang 
 berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Untuk keperluan DSS, 
 diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi 
 dan diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS)

 2) Model Base
    Model Base atau suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif 
 (misal: model matematika) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk 
 di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan 
 yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya.

3) Communication (dialog subsystem/user interface)
     Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem 
 yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. 
 Melalui subsistem dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna/user dapat berkomunikasi 
 dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem yang dibuat ini yaitu dengan 
 menyediakan antarmuka.
          
 Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem dialog dibagi menjadi tiga komponen :
1.      Bahasa aksi (action language), yaitu suatu perangkat lunak yang dapat digunakan oleh user 
 untuk berkomunikasi dengan sistem, yang dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti 
 keyboard, joystick dan keyfunction yang lainnya.

2.      Bahasa tampilan (display and presentation language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi 
 sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan 
 tampilan ini diantaranya adalah printer, grafik monitor, plotter, dan lain-lain.

3.      Basis pengetahuan (knowladge base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna 
 sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara interaktif.

4.      Knowledge Management, yaitu Subsistem optional ini mendukung subsistem lain atau 
 bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

 Dibawah ini adalah model konseptual Decision Support System (DSS):

 2.2Karakteristik
 Menurut Sprague dan Carlson, DSS memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993) yaitu :
1)      Sistem yang berbasis komputer
2)      Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3)      Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan 
kalkulasi manual
4)      Melalui cara simulasi yang interaktif
5)      Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.
 Karakteristik 4 dan 5 merupakan fasilitas baru yang ditawarkan oleh DSS belakangan ini sesuai 
 dengan perkembangan terakhir kemajuan perangkat komputer.
  
 Dari pengertian Sistem Pendukung Keputusan maka dapat ditentukan karakteristiknya antara lain :
1.      Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception
2.      Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses 
 pengambilan keputusan
3.      Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur 
 dan tak struktur
4.      Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan
5.      Memiliki subsistem - subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi 
 sebagai kesatuan item
6.      Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh 
 tingkatan manajemen

Berikut adalah bagan karakteristik dan kemampuan ideal suatu DSS :
a.       DSS menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan utamanya pada situasi semi-terstruktur 
 dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan manusia dan informasi terkomputerisasi.
b.      Dukungan disediakan untuk berbagai level manajerial yang berbeda, mulai dari pimpinan 
 puncak sampai dari manajer lapangan.
c.       Dukungan disediakan bagi individu dan juga group.
d.      DSS menyediakan dukungan ke berbagai keputusan yang berurutan atau saling berkait.
e.       DSS mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan: intelligence, design, choice.
f.       DSS mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan style yang berbeda-beda.
g.      DSS selalu bisa beradaptasi sepanjang masa.
h.      DSS mudah untuk digunakan.
i.        DSS mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan keputusan (akurasi, jangka 
 waktu, kualitas), lebih daripada efisiensi yang bisa diperoleh (biaya mengambil keputusan).
j.        Pengambil keputusan memiliki kontrol menyeluruh terhadap semua langkah proses 
 pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah.
k.      DSS mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah pada penyempurnaan sistem dan kebutuhan baru.
l.        User/pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana.
m.    DSS biasanya mendayagunakan berbagai model (standart atau sesuai keinginan user) 
 dalam menganalisis berbagai keputusan.
n.      DSS dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen knowledge yang bisa memberikan solusi 
 yang efisien dan efektif.

2.3 Cara kerja system
Menurut Herbert A. Simon ( Kadarsah, 2002:15-16 ),
tahap-tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan (DSS) sebagai berikut: 
1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
          Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika 
 serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam 
 rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
          Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang 
 dapat diambil. Hal tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, 
 sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam 
 meneliti masalah yang ada.

3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
          Pada tahap ini dilakukan pemilihan terhadap berbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada 
 tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria - kriteria berdasarkan tujuan 
 yang akan dicapai.

4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
          Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap 
 perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.



3. APLIKASI TERAPAN DSS (Decision Support System)

          DSS merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer, termasuk sistem 
 berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan), sehingga DSS sangat popular di kalangan 
 manajemen perusahaan. Sistem informasi sangat penting untuk mendukung proses pengambilan 
 keputusan . Dimana system informasi mempunyai tujuan untuk mendukung sebuah aplikasi 
 Decision Support System (DSS). 

Berikut adalah beberapa contoh kasus yang menggunakan DSS :
1.              DSS untuk proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir pada PT. X
Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini adalah cara pemilihan karyawan 

         yang sesuai dengan kriteria yang ada pada suatu jabatan tertentu. Oleh karena itu diperlukan 
         suatu sistem pendukung keputusan untuk proses profile matching dan analisis gap yang 
         dibuat berdasarkan data dan norma-norma SDM yang terdapat di PT. X.
          Proses Profile Matching dilakukan untuk menentukan rekomendasi karyawan dalam 
         Sistem Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir berdasar pada 3 aspek yaitu Kapasitas 
         Intelektual, Sikap Kerja dan Perilaku. Hasil dari proses ini berupa ranking karyawan 
         sebagai rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk memilih karyawan yang cocok pada 
         jabatan yang kosong tersebut. Software ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Access 2000   
         untuk database dan Borland Delphi 5 sebagai compiller-nya. 
Dari hasil implementasi sistem, disimpulkan bahwa dengan penggunaan software ini dapat membantu proses pengambilan keputusan terhadap profile matching proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir di PT. X.

2.                                            DSS berbasis spreadsheet untuk menganalisis biaya penyelenggaraan pendidikan 
          Manajemen lembaga pendidikan memerlukan alat bantu dalam perencanaan anggaran yang 
          dapat mensimulasikan pengaruh kebijakan manajemen terhadap anggaran operasional, dan 
          menghasilkan informasi keuangan untuk digunakan dalam menetapkan alternatif pemodelan 
          anggaran yang akan diterapkan.
        Sistem Pendukung Keputusan yang digunakan adalah DSS berbasis spreadsheet 
yang menggunakan kebijakan manajemen sebagai acuan untuk menentukan besaran 
komposisi anggaran operasional pendidikan dari tahun ke tahun dalam bentuk program 
Analisis Anggaran.
Manajemen dapat melakukan perubahan atas variabel-variabel kebijakan berupa 
jumlah mahasiswa, jumlah dosen, pertumbuhan kelas, pertumbuhan biaya yang 
mempengaruhi anggaran penerimaan dan pengeluaran pada menu proyeksi sehingga 
didapatkan anggaran proyeksi dari tahun ke tahun. Setiap efek perubahan atas variabel 
kebijakan akan divisualisasikan dalam bentuk grafik.



4.                              DSS untuk kelayakan proposal kredit Bank Rakyat Indonesia
        Sekarang ini karena banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke 

                Bank membuat bank tersebut harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah.
Sebagai contoh : pemberian kredit Bank Rakyat Indonesia dimana BRI memberikan 
kredit kepada debitur tetapi melalui proses yang harus dilalui. Penyaluran kredit yang 
berhasil akan membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BRI harus 
benar-benar hati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Sebelum menyalurkan kredit 
kepada seorang calon debitor, BRI harus menilai dulu kelayakan proposal kreditnya.
Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem informasi 
dirancanglah suatu Sistem Pendukung Keputusan Spesifik (Specific Decision Support 
Systems) SDSS yang dirancang dengan cara cepat (Quick Hit) dan pendekatan secara 
interaktif. Rancangan SDSS (Specific Decision Support Systems) ini menggunakan 
perangkat lunak Clipper 5.2 sebagai DSS Tools atau peralatan DSS-nya.
Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat disimpulkan bahwa aplikasi SDSS ini sangat 
membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan dalam tugasnya menilai 
kelayakan proposal kredit.







4. KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut, maka perlu adanya suatu sistem 
yang dapat membantu dalam mengukur produktivitas kerja dari departemen-departemen yang ada.

Aplikasi dari sistem tersebut adalah sebuah aplikasi DSS dengan menggunakan metode 
Analytical Hierarchy Proccess (AHP) untuk pembobotan dan Objectives Matrix (OMAX) 
untuk pengukuran produktivitas. Hasil dari aplikasi yang dibuat adalah berupa informasi 
mengenai kriteria-kriteria apa saja yang mempengaruhi kinerja hotel.



5.      PENUTUP
-          KESIMPULAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam 
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan 
dan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini 
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran 
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah 
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khusus pada penulis.

-          DAFTAR PUSTAKA